Hearder kaisar backlink


Pihak Istana Ogah Ditanya Lagi Soal Rizieq, Sakitnya Tuh Di Sini

Pihak Istana Ogah Ditanya Lagi Soal Rizieq, Sakitnya Tuh Di Sini

Pihak Istana Ogah Ditanya Lagi Soal Rizieq, Sakitnya Tuh Di Sini

Pihak Istana Ogah Ditanya Lagi Soal Rizieq, Sakitnya Tuh Di Sini - Rizieq hingga kini masih berada di Arab Saudi, enggan pulang ke tanah air karena menuding kasus yang diduga melibatkannya adalah bentuk kriminalisasi. Setelah berbagai alasan dan drama yang terlalu bertele-tele layaknya sinetron, akhirnya dipastikan Rizieq kabur keluar negeri karena menghindar dari kasusnya.

Beberapa waktu lalu, Rizieq juga sempat memberikan pilihan (lebih tepatnya ultimatum keras) pada pemerintah untuk melakukan rekonsiliasi atau revolusi. Sebuah tindakan yang berani, tapi sesungguhnya tidak begitu berani karena hanya berani di luar negeri saja.

Rizieq mengusulkan dibentuk forum rekonsiliasi antara Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPF MUI) dengan pemerintah. Dia meminta pakar hukum Yusril Ihza Mahendra untuk mewakili pihak GNPF dengan pemerintah. Lalu bagaimana dengan pihak pemerintah? Apakah akan menuruti permintaan Rizieq?

Sepertinya Rizieq akan terkena PHP sekaligus gigit jari. Keinginan Rizieq akan bertepuk sebelah tangan, ibarat cinta yang dipendam begitu lama tapi tidak ditanggapi sama sekali. Sebab pihak Istana ogah menanggapi usulan Rizieq tersebut. Tak cuma itu, pihak Istana melalui Sekretaris Kabinet Pramono Anung bahkan ogah ditanya lagi mengenai persoalan Rizieq. “Jangan nanya soal Rizieq lagi,” kata Pramono dengan tegas di Kompleks Istana Kepresidenan. AGEN BOLA TERPERCAYA

Ibarat seorang pria terus ngotot meminta wanita idamannya menerima cintanya lalu sang wanita mengatakan, “Tolong jangan bahas itu lagi.” Selesai. Titik. Loe, Gue, End. Sungguh, sakitnya tuh di sini.

Mungkin memang inilah langkah paling tepat. Mengapa? Ada banyak alasan. Jika ditanggapi, ke depannya akan ada kemungkinan terjadi pola yang sama. Jika pemerintah merasa rekonsiliasi adalah langkah yang tepat, ya silakan. Kalau bukan? Masa harus terpaksa menuruti kemauan satu orang itu? Memangnya siapa yang bisa dengan seenaknya mengatur pemerintah? Seandainya kemauan Rizieq dituruti meski misalnya/seandainya kemauan itu kurang tepat, maka jangan heran pola seperti ini akan terus terjadi. Pemerintah akan dinilai terlalu mudah ditekan dengan berbagai ultimatum. Orang-orang berpikir pemerintah loyo, mudah setir seperti ini. Kalau pemerintah tak menunjukkan ketegasan, ke depan akan muncul orang-orang baru dengan tingkah seperti Rizieq yang seenaknya berbuat sesuatu, setelah itu dengan seenaknya mengatur pemerintah. 

Negara ini sudah cukup repot dengan ulah dan tingkah dari individu dan kelompok yang terus merongrong pemerintah dari berbagai sisi. Belum lagi sekelompok mahasiswa, bukannya belajar, malah sibuk mengurus dan berteriak sumpah negara khilafah. Belum lagi gerombolan penghuni bumi datar sumbu pendek yang dengan gampangnya menghina, menghujat, menyebarkan hoax dan kebencian berbau SARA yang memecah belah persatuan. Kalau pemerintah mengalah dengan mereka, suatu saat mereka akan menjadi parasit yang merugikan, mengisap semua energi bangsa hingga tak sanggup lagi bergerak ke arah pembangunan dan kemajuan.

Wiranto juga sempat menanggapi permintaan rekonsiliasi dari Rizieq. Wiranto menegaskan upaya rekonsiliasi bukan langkah tepat untuk memediasi GNPF MUI dengan pemerintah. Istilah rekonsiliasi itu digunakan buat pemerintah dengan badan yang setara. Rizieq adalah warga negara bukan badan negara. Wiranto juga mengingatkan proses hukum yang membelit Rizieq akan terus berjalan. Pemerintah tidak akan mengintervensi penegakan hukum di Tanah Air. “Kita serahkan proses hukum yang sedang berlangsung,” kata Wiranto. AGEN POKER INDONESIA TERBESAR

Meski masih sebatas pernyataan dan belum menjadi sikap resmi pemerintah, sepertinya ini ada pertanda bahwa pemerintah akan menyerahkan semuanya pada proses hukum. Kalau ada intervensi, ke depan ada kemungkinan mereka akan terus memaksa pemerintah intervensi hukum yang menurut mereka tidak menguntungkan dirinya. Ini namanya egois dan kekanak-kanakan. Tak ada contoh yang lebih baik selain kilas balik kasus yang menimpa Ahok.

Pemerintah dituduh yang tidak-tidak, difitnah melindungi Ahok dan diancam agar jangan sekalipun ikut campur dan intervensi. Sekarang mereka merayu pemerintah ikut campur proses hukum, adilkah? Pemerintah diminta intervensi proses hukum, waraskah? Terlihat jelas mereka hanya ingin menang sendiri, tak peduli dengan orang lain, tak peduli apakah melakukan blunder, jilat ludah sendiri atau melalukan hal konyol sekali pun. AGEN BOLA TERPERCAYA

Kalau seandainya menurut pemerintah rekonsiliasi adalah tindakan tepat, ya lalukan. Kalau rekonsiliasi bukan langkah tepat, ya lakukan juga. Yang terpenting jangan sampai mengambil keputusan yang terpaksa. Jangan sampai gampang disetir oleh ulah satu orang atau kelompok tertentu. Ahok saja tak pernah ancam pemerintah memilih rekonsiliasi atau revolusi, taat hukum, jalani hukuman, dan memilih menarik banding demi kepentingan negara. Rizieq?

Bagaimana menurut Anda?


Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.