Bodohnya Prabowo Mau “Bunuh Diri” Dengan Upaya Melemahkan KPU!
Kejadian yang paling nampak dari kepanikan ini adalah upaya menyerang dan mendelegitimasi atau melemahkan Komisi Pemilihan Umum (KPU). Padahal KPU sudah membuktikan kinerjanya yang baik dalam menyelenggarakan Pilkada Serentak tahun 2018 lalu. Kurangnya di mana, kok tiba-tiba KPU yang dijadikan musuh oleh kubu Prabowo? Bahkan ini sudah dimulai sejak awal tahun ini. Masih ingat kan dengan hoax 7 kontainer surat suara yang sudah tercoblos? Lalu menjelang debat capres pertama, kubu Prabowo protes soal bocoran kisi-kisi pertanyaan oleh KPU, padahal hal itu sudah disepakati sebelumnya oleh semua pihak dalam rapat dengan KPU Sumber. Ini pertanda jelas bahwa dengan capres yang tidak kredibel, program yang minim dan pemilih yang nyungsep, kubu Prabowo pun panik dan mengupayakan opsi strategi darurat, yakni melemahkan KPU. Atau memang melemahkan KPU ini merupakan bagian dari strategi utama kubu Prabowo? Wallahualam….
Dan strategi melemahkan KPU ini terus saja dilancarkan oleh kubu Prabowo. Bahkan dapat langsung diidentifikasi oleh seorang pengamat politik dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Adi Prayitno. Upaya melemahkan KPU ini diindikasikan oleh aksi massa FUI dan Amien Rais di kantor KPU, usulan kotak suara disimpan di Markas Koramil dan audit forensik sistem informasi KPU serta daftar pemilih tetap. “Itu logika yang dibangun untuk mendelegitimasi posisi KPU sebagai penyelenggara pemilu. Menurut saya, ada upaya sistematis untuk mendelegitimasi KPU,” kata Adi, dilansir Agen Bola Sbobet.
Adi menilai, pola-pola membangun opini pemilu curang berulang seperti 2014 lalu. Kandidat lupa bahwa yang masyarakat butuhkan adalah gagasan, visi dan program untuk membangun bangsa. Kalau terus bermain dengan isu curang, berpotensi mengganggu jalannya pemilu. “Sebaiknya semua kubu lebih fokus pada penyampaian gagasan, visi dan program,” tegas Adi.
Menurut Adi, di era demokrasi dengan serba keterbukaan informasi, KPU justru satu-satunya lembaga yang mestinya dipercaya untuk menyelenggarakan pemilihan. “Saya kira cukup berlebihan kalau ada upaya mengaudit IT KPU, sedangkan penghitungan suara di Indonesia masih secara manual,” ujar Adi. Adi juga heran dengan usulan agar kotak suara di simpan di Markas Koramil. Kalau itu diwujudkan, malah melanggar peraturan. “Apa aturannya? Itu tidak sesuai prosedur,” imbuhnya. Juru Bicara BPN Prabowo-Sandi, Andre Rosiade lah yang mengusulkan agar kotak suara disimpan di Markas Koramil. Menurut Andre, TNI adalah institusi paling netral di Indonesia saat ini.
Lanjut Adi, di setiap TPS ada banyak saksi dari kandidat dan partai politik. Merekalah yang akan mengawasi jalannya pemilihan. Tidak hanya itu, proses pemilihan juga diawasi lembaga pemantau atau pengawas independen. “Rasanya tidak baik kalau terlalu berprasangka akan terjadi kecurangan dalam Pemilu 2019. Alhasil, nanti siapapun yang menang akan dicurigai hasil pemilihan yang curang. Ini tidak bagus untuk demokrasi. Saya kira tidak ada juga indikasi KPU curang,” tuturnya. Agen Casino 338a
“Setiap pemilu ada upaya mengingatkan KPU tidak main mata dengan calon. Itu sah-sah saja. Tapi kalau sudah merongrong KPU dengan membawa massa, sedangkan kasus yang dikhawatirkan tidak pernah terbukti, itu rasanya terlalu lebay,” imbuhnya. Mereka diminta agar mengingat bahwa penghitungan suara masih manual, bukan berdasarkan IT. Dan, Panwaslu harus menyerahkan rekapitulasi suara kepada saksi untuk mensinkronkan hasil penghitungan. Perkataan Adi ini merujuk pada aksi massa yang dipimpin Amien Rais pada hari Jumat lalu (1/3). Dalam aksi Apel Siaga Umat, Amien menyebut laknat Allah menanti jika KPU dan Bawaslu tidak bisa berlaku adil dan membiarkan kecurangan. "Kalau sampe curang, dan terbukti, tentu kita akan buat perhitungan. Dan laknat Allah akan menimpa mereka," teriak Amien dari atas mobil komando di depan Kantor KPU, Jakarta. Kemudian Amien Rais yang meminta KPU mengaudit IT. Menurut Amien, Prabowo-Sandi akan mundur dari Pilpres, kalau audit forensik membuktikan IT KPU tidak clear. Komisioner KPU Wahyu Setiawan menjawab keresahan Amien bahwa hasil akhir pemilu tidak ditentukan berdasarkan teknologi informasi. “Hasil akhir pemilu itu berdasarkan (penghitungan) kertas suara,” tandasnya Sumber Sumber.
Dengan menunjukkan strategi licik macam ini kepada publik, yang ada kubu Prabowo malah ditertawakan karena jadi terlihat bodoh dan paniknya. Apa pun yang dikatakan dan dituntut Amien Rais ke KPU, sudah dinafikan oleh KPU. Sudah dibantah oleh KPU dengan telak. Bahkan Amien Rais pun harus menanggung malu karena sudah dicuekin oleh KPU. Lagipula semua sudah ada peraturan dan SOP-nya. Itu lah yang dipegang oleh KPU. Sementara Amien Rais dan massa-nya ini tetap saja bawa-bawa agama dan nama Tuhan. Nanti kalau mereka kalah di pemilu, apakah Tuhan yang akan mereka salahkan? Dasar sontoloyo! Demikian kura-kura, Agen Judi Online Terpercaya
Tidak ada komentar
Posting Komentar