Hearder kaisar backlink


Saat Kapitra Ampera Mendapat Amanat Penegakan Rasa Hukum dari Presiden Jokowi

Saat Kapitra Ampera Mendapat Amanat Penegakan Rasa Hukum dari Presiden Jokowi


Saat Kapitra Ampera Mendapat Amanat Penegakan Rasa Hukum dari Presiden Jokowi - Nama Kapitra Ampera harus dicatat. Mengingat karirnya mencuat setelah secara kuat-kuat mengangkat pamor Habieb Rizieq dengan kasus chat. Dialah sang pengacara yang banyak acara gara-gara politisasi agama hingga mengurusi kasus hubungan tidak halal antara Habib Rizieq dan murid nakalnya, Firza ‘Hot’ Husein.

Apalagi, Kapitra Ampera juga merangkap jadi juru bicara Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPF MUI). Sebuah gerakan yang bermutu rendah saja. Agak aneh bila fatwa majelis selevel MUI masih perlu pengawalan.

Mestinya tanpa pengawalan pun fatwa MUI akan dipakai seperlunya oleh umat Islam Indonesia yang rata-rata sudah cerdas. Masalahnya, kok MUI dikawal fatwanya dengan cara seperti itu mau, ya? Hahahaha… pengin ketawa saja. Ingat lucunya, soalnya. AGEN POKER INDONESIA TERBESAR


Tidak lucu bagaimana, coba? Ketika MUI tidak sadar betapa wibawa MUI tengah direndahkan hingga titik terendah dalam sejarah kemanusiaan oleh sebuah gerakan pengawal fatwa. Semestinya tanpa pengawalan, namanya fatwa pasti bergema hingga gendang telinga.

Masak, fatwa hingga butuh pengawalan? Tanda kalau si fatwa sedang minder alias tidak percaya diri. Kasihan. Fatwa ternyata butuh revolusi mental juga, supaya tidak minderan menghadapi arus dunia yang berubah serba cepat.

Tapi ya biarkanlah. MUI saja digitukan gak papa kok, sini dan situ malah sewot. Kalau MUI ikutan sewot kan nama Kapitra Ampera tidak punya kisah yang bikin ah.

Ah, dapat sambaran petir darimana hingga Tim Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPF MUI) menemui Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka, Jakarta, coba? Selama ini tim tersebut sukanya menyudut-nyudutkan Presiden melulu. Tiba-tiba mau sowan kepada Presiden. Pada hari Raya Idul Fitri nan suci.

Catat! Sowan. Dalam bahasa Jawa itu berarti datang dengan sikap hormat layaknya tamu yang limited. Bukan tamu unlimited kayak Rizieq yang suka mendelik dekat kandang kambing. GNPF MUI kini tengah belajar menjadi insan yang tahu diri dan tahu batasan. Beda dengan kalau demonstrasi. Petentang-petenteng, teriak-teriak pakai allahu akbar secara sembarangan, tanpa sikap hormat kepada Alloh SWT. Beda banget dengan Gus Mus yang kalau menyebut asma Alloh hingga menitikkan air mata.

Dalam kesempatan itu, menurut pantauan detik.com, GNPF MUI memuji sikap Jokowi dalam mengatasi persoalan hukum. Memang lebih baik bila GNPF MUI segera sadar diri dan tahu diri. Setelah sadar dan tahu diri segera bubarkan diri. Ingat, fatwa tidak perlu dikawal. Fatwa sudah punya wibawa tanpa kawalan.  AGEN CASINO TERBAIK

Paling tidak, proses hukum Rizieq yang bikin penduduk bumi datar jijik akan segera terang benderang. Soalnya, Juru bicara GNPF MUI Kapitra Ampera sudah dapat amanat penegakan hukum rasa Jokowi. Kapitra sudah mulai paham setelah dapat wejangan Jokowi.

Tidak dapat disangkal bahwa Jokowi memiliki fokus tinggi terhadap persoalan hukum. Kapitra pun menegaskan bahwa Jokowi tak akan membuat persoalan hukum menjadi tak adil.

Mantap bukan wejangan Presiden? Kini tinggal bagaimana kiat Kapitra mengemban amanat chat Habib Rizieq menuju meja hijau tanpa kacau logikanya. Artinya Kapitra sudah tidak boleh memperlihatkan kebegoannya ketika menerangkan kasus chat Habib Rizieq yang berperan sebagai ulama mesum dengan Firza sebagai murid binal.

Sudah saatnya bagi Kapitra tidak usah pura-pura. Seolah Habib Rizieq dikriminalisasi. Bicara saja sesuai fakta chat mesum sehingga para kambing yang kandangnya dicatut Rizieq dan Firza bisa maklum. Tidak usah banyak gaya seolah kalau imam besar Front Pembela Islam itu manusia sempurna. AGEN BOLA TERPERCAYA

Namanya manusia biasa, kalau kadang masih bohong ya wajar saja. Masak dia tidak pernah berbohong? Istri resminya bisa marah-marah dong, kalau imamnya tidak pernah bohong. Lha wong Gubernur Bengkulu yang beraklak paling mulia saja masih bisa mendustai rakyat, je… Apalagi ini Habib yang menghina Pancasila dan tanpa sertifikat akhlak mulia.

Ketika GNPF MUI sowan pada Presiden tentu perlu disambut gembira secara wajar-wajar saja. Apalagi, Kapitra mengatakan kalau GNPF MUI memberikan beberapa informasi kepada Presiden soal penegakan hukum. GNPF MUI pun mendapat penegasan kembali dari Jokowi bahwa penegakan hukum harus merata.

Penegakan hukum yang merata tentu juga membahagiakan Pak SBY yang pada Idul Fitri 1438 H ini masih menunggu dengan setia hari Lebaran Kuda. Dengan pertemuan itu seolah harapan penduduk bumi datar supaya hukum tidak tumpul terhadap Habib Rizieq Shihab segera terwujud.

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.