Hearder kaisar backlink


Gemetar Dingin akan Dilaporin ke Polisi, Marco Kusumawijaya Buru-buru Minta Maaf, Terlambat Om

Gemetar Dingin akan Dilaporin ke Polisi, Marco Kusumawijaya Buru-buru Minta Maaf, Terlambat Om

Gemetar Dingin akan Dilaporin ke Polisi, Marco Kusumawijaya Buru-buru Minta Maaf, Terlambat Om - Kali ini salah satu anggota Tim Sinkronisasi Anies–Sandi, Marco Kusumawijaya, kena batunya. Tidurnya pun semakin tidak nyenyak lagi. Hari-harinya dihantui oleh ketakutan yang teramat sangat akan bayangan penjara.

Pada hari Senin besok tanggal 9 Juli 2017, kasus cuitannya yang menghina kehormatan warga Kalimantan dengan sebutan monyet jadi saksi jika ibu kota negara dipindah dari Jakarta ke Kalimantan akan dilaporkan ke Polda Metro Jaya oleh Forum Pengacara asal Kalimantan.

Marco Kusumawijaya akan digugat atas tuduhan pelanggaran UU ITE dan penyebaran ujaran kebencian karena telah lancang menghina dan melecehkan kehormatan warga Kalimantan soal pemindahan ibu kota.

“Kita laporkan ke Polisi, dan kita bawa masalah ini di Jakarta,” ujar Ketua Forum Pengacara Kalimantan Timur Surpani Sulaiman.

Di akun Twitter miliknya, Marco Kusumawijaya mempertanyakan kalau ibu kota negara dipindah dari Jakarta ke Kalimantan maka monyet yang menjadi saksi jika korupsi akan meningkat disana.

Sadar bahwa cuitannya menimbulkan polemik dan keresahan bagi masyarakat Kalimantan dan berpotensi menimbulkan masalah besar bagi dirinya, Marco pun panik. Dia membanjiri Twitternya dengan cuitan-cuitan pembelaan serta permohonan maafnya.

Dia juga buru-buru posting tulisan klarifikasi di Facebook miliknya tentang maksud cuitannya tersebut. Namun apapun upayanya untuk bela diri, sudah terlambat baginya.

Ini pelajaran untuk orang keminter. Kalimantan bukan hanya identik dengan belantara hutan rimba dan monyet, akan tetapi kehidupan yang beradab dan modern juga sudah ada di sana selama puluhan tahun lamanya sejak bangsa ini merdeka.

Tipikal manusia angkuh seperti Marco Kusumawijaya ini yang menghambat pemerataan pembangunan di Indonesia. Mikirnya di Kalimantan cuma ada monyet doang. Mungkin akibat keseringan nonton serial film Anakonda kali ya.

Sebutan monyet itu menyakitkan karena merendahkan harkat dan martabat manusia. Masa bilang monyet jadi saksi? Berarti dia anggap calon ibu kota negara yang baru adalah tempat tinggalnya para monyet. Statement yang tidak pada tempatnya dan tanpa dasar.

Beginilah kalau bergaul dengan kaum sebelah. Marco Kusumawijaya ini adalah satu Tim Sinkronisasi Anies-Sandi. Dia juga dulu yang paling sering menyerang kebijakan-kebijakan Ahok dalam hal penggusuran permukiman warga di bantaran kali. AGEN BOLA TERPERCAYA

Setelah saya browsing akun Twitter miliknya, ternyata banyak cuitan-cuitan nyinyir serta sarkasme yang kebablasan. Kelihatan sekali bahwa orang ini memiliki kepribadian yang suka memprovokasi orang. Lihat saja contoh cuitannya berikut ini.

Ini adalah fitnah yang keji terhadap PDIP dan pencemaran nama baik. Tentu saja orang awam akan tanya ke dia ngomong begitu apa ada bukti atau minimal ada data mengenai strategi PDIP membenturkan umat Islam seperti yang dia tuding?

Kalau tidak ada, ini orang bisa dipolisikan oleh PDIP kalau mereka baca status Twitternya itu. Bukannya belajar dari pengalaman pahit orang lain selama ini bahwa mulutmu adalah harimaumu, malah cari penyakit.  AGEN CASINO TERBAIK

Hidup itu indah jika tidak terkontaminasi dengan distorsi pikiran antara keinginan pribadi dan prilaku jumawa yang kebablasan. Jangan karena merasa seolah-olah tahu segala-galanya, lalu menghina dan merendahkan orang lain. Setelah akan dilaporkan ke Polisi baru kejet-kejet merintih dalam doa agar tidak masuk penjara. AGEN POKER INDONESIA TERBESAR

Seringkali orang-orang seperti Marco ini yang merasa punya keahlian lalu merendahkan orang lain. Sekarang baru dia pusing sendiri karena kasusnya akan dibawa ke ranah hukum. Tidur pun tidak nyenyak lagi, beban pikiran bertambah, diserang perasaan takut dan lain sebagainya.

Sudah terlambat bagi dirinya untuk membela diri dan minta maaf karena kasusnya itu akan dibawa ke ranah hukum. Nasi sudah menjadi bubur, tapi bubur kalau dikasi kecap, bawang merah dan sedikit garam, rasanya nikmat banget.

Makanya jadi orang mbok ya jangan pecicilan. Intinya, seseorang adalah pemilik dan pewaris dari perbuatannya sendiri karena dalam hidup ini ada ganjaran hukum supaya manusia akan semakin mengerti bagaimana harus menjalani hidupnya dengan baik tanpa perlu menyerempet-nyerempet masalah.

Kura-kura begitu.

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.