Hearder kaisar backlink


'Suami Saya Guru Ngaji Tak Mungkin Nyolong di Musala'

'Suami Saya Guru Ngaji Tak Mungkin Nyolong di Musala'

Kabarberita168 - Dua bola matanya berkaca-kaca. Lingkar matanya membengkak nan memerah.
Begitu raut wajah kesedihan Siti Zubaidah (25), istri almarhum MA (30) saat ditemui Tribun di rumah kontrakannya, Kampung Jati, Desa Cikarang Kota, Cikarang Utara, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Kamis (4/8/2017).

Selasa (2/8/2017) lalu, suami Siti, MA, tewas mengenaskan setelah dikeroyok dan dibakar massa karena dituduh mencuri amplifier musala Al-Hidayah di Desa Hurip Jaya, Kecamatan Babelan, Kabupaten Bekasi.

Saat Tribun menemui di rumah kontrakannya, jemari tangan Siti juga terus mengepal sembari mencengkram ujung hijab yang dikenakannya.
Sesekali dia memasukkan tangannya ke dalam hijabnya seraya mengusap perutnya.
Yah, istri dari MA yang dikaruniai seorang anak laki-laki usia 4 tahun itu tengah hamil enam bulan. AGEN POKER INDONESIA TERBESAR

"Dia masih 'shock' sampai sekarang," ucap Andi, ayah Siti Zubaidah dari depan pagar rumah kontrakan.

Penyebab dan cara kematian MA membuat psikis Siti terguncang. Ia belum bisa terima suami tercintanya tewas dengan cara mengenaskan.

Di sela wawancara, riuh suara obrolan beberapa tetangga terdengar dari luar rumah.
Mereka membicarakan keseharian MA yang dikenal sebagai tukang reparasi perangkat elektronik dan perakit sound system untuk orkes musik dangdut keliling.

Para tetangga menyampaikan, MA terbilang sosok warga yang baik dan religius. Mereka juga mengakui hasil rakitan sound system dari tangan MA terbilang terbaik di kampung itu. AGEN CASINO TERBAIK

Tumpukan kotak kayu untuk tempat sound system rakitan tampak memenuhi dua kamar rumah kontrakannya yang hanya seluas 8x5 meter persegi.
Siti berusaha menguatkan diri saat Tribun memintanya menceritakan latar belakang dan keseharian keluarganya.

Ia mengatakan, almarhum suaminya semasa hidup, selain menjual jasa reparasi peralatan elektronik dan perakit kotak sound system, juga merupakan seorang guru mengaji.

MA mengajar mengaji kepada sejumlah anak di sekitar rumahnya tatkala tidak dapat order perbaikan peralatan elektronik dan merakit kotak sound system.

Oleh karena itu, tuduhan mencuri amplifier dari musala yang notabene-nya rumah Allah sangat di luar logika Siti.

"Suami saya guru ngaji, tidak mungkin nyolong di Musala," kata Siti sembari menitikkan air mata seraya menunduk.

Siti mengatakan, tidak ada masalah ekonomi atau keuangan yang menimpa keluarganya.
Siti bersyukur dari usaha suaminya bisa memperoleh pendapatan sebesar Rp 500 ribu setiap minggu.

Menurutnya, pendapatannya itu terbilang mencukupi. Satu pengeluaran keluarganya yang terbilang besar yakni membayar sewa rumah kontrakan sebesar Rp 700 ribu per bulan.

Selain itu, Siti mengaku sebagai istri juga tidak permah menuntut banyak dari suaminya. Ia lakukan itu karena sadar suaminya tengah merintis.

"Selama ini sih cukup-cukup saja. Namanya usaha kecil, mas. Dia lulusan SMP, berharap banyak juga tidak mungkin," ucap Siti lirih.

Tidak banyak yang dapat dilihat Siti usai suaminya dibakar hidup-hidup oleh sejumlah orang di Pasar Bakti Mulya. AGEN BOLA TERPERCAYA

Ia sempat tidak percaya dan tak sadarkan diri saat pihak kepolisian memintanya mengenali foto baju terakhir yang dikenakan suaminya.

"Yang lainnya, sudah luka bakar semua. Dari baju saja yang masih terlihat sedikit sama jidadnya, saya yakin itu dia," kata Siti dengan suara terbata-bata.

Lantas, Siti tak lagi mampu menahan kesedihannya kala memperlihatkan foto dirinya bersama MA dan putra pertama dari telepon genggamnya.

"Tidak banyak fotonya, dia orangnya tidak mau difoto. Hanya ini saja yang terakhir. Hanya ini kenangan saya bersama almarhum," kata Siti dengan suaranya yang mulai parau.

Tak Sempat Diselamatkan

Sisa gosong di dinding selokan di salah satu sudut Jalan Pasar Bakti Mulya masih terlihat jelas pada Jumat (5/8/2017) sore.

Lokasi itu menjadi saksi bisu MA tewas setelah dikeroyok dan dibakar massa.

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.