Hearder kaisar backlink


Smartfren pilih optimalkan 4G plus dan Tak buru-buru terapkan 5G

kabar berita terupdate


Kabarberita - Teknologi 5G yang kini tengah digaungkan oleh sejumlah operator telekomunikasi ternyata tidak serta membuat Smartfren berencana langsung mengadopsinya.

Alih-alih langsung menerapkan 5G, VP Technology Relations and Special Project Smartfren Munir Syahda Prabowo, lebih memilih memakai istilah 4G+ (4G Plus) atau pre 5G.

Istilah 4G+ sendiri dipilih karena memang layanan Smartfren kini sudah dibekali dengan sejumlah teknologi yang wajib dimiliki untuk penyelenggaran 5G.

Adapun beberapa persyaratan untuk 5G adalah keberadaan carrier aggregation (CA), small cell, MIMO & QAM, beam forming, hingga full duplex dengan kecepatan unduh dan unggah antara 1Gbps hingga 10Gbps. Agen Bola Sbobet

Sementara implementasi teknologi yang diterapkan untuk kemampuan 4G+ Smartfren sendiri sudah mencakup massive carrier aggregation, Multi Input Multi Output Antenna (MIMO), Quadratur Amplitude Modulations (QAM), dan beam forming (8T8R).

"Sebenarnya beberapa syarat teknologi 5G sudah dipenuhi di 4G+ Smartfren, tapi saya belum mengklaimnya karena memang masih ada teknologi yang belum dipenuhi. Saya lebih suka menyebutnya sebagai 4G+, tapi dengan syarat yang sudah dipenuhi dapat dikatakan sebagai pre 5G," kata Munir dikutip dari Liputan6.com, Kamis (16/8).

Smartfren sendiri, menurut Munir, masih lebih fokus untuk meningkatkan layanan pada pelanggan. Oleh sebab itu, pihaknya tidak terburu-buru untuk memperkenalkan teknologi 5G.

"Fokus kami lebih ingin melayani pelanggan, jadi kami lebih meningkatkan layanan yang dapat dirasakan secara umum dan dibuktikan di lapangan," tuturnyaAgen Casino 338a

Terlebih, pemanfaatan 5G hingga sekarang masih dalam tataran konsep dan belum ada pihak yang berhasil membuktikan teknologi ini sukses secara komersial.

Namun, Munir mengakui Smartfren pasti akan mengarah ke teknologi 5G, mengingat Smartfren selalu mengikuti perkembangan teknologi yang ada saat ini. Akan tetapi, target waktu mengadopsinya tergantung dari sejumlah faktor.

"Targetnya Smartfren itu sederhana, yakni mengikuti perkembangan teknologi di dunia. Kapan dia datang dan kapan bisa diterapkan. Persoalannya, teknologi itu tidak serta merta bisa ditargetkan. Sementara di Indonesia, apakah sudah siap infrastrukturnya?," ujarnya menjelaskan. Agen Judi Online Terpercaya

Alasannya, Munir menuturkam, urat nadi 5G adalah fiber optic, sedangkan penetrasi jaringan fiber di Indonesia masih belum optimal. Karenanya, ini merupakan persoalan yang masih dihadapi tidak hanya oleh operator, tapi secara nasional.

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.