Reuni 212. Demo Tak Jelas, Tujuan Tak Jelas, Yang Penting Dana Ngalir
Kalau ditanya apakah Pemprov DKI sekarang lebih bersih, lebih jujur maupun lebih pro rakyat maka sebagian pihak akan menjawab : lihat saja anggaran APBD 2018, terjawab sendiri kok.
Kalau jaman Gubernur kafir nan pelit para anggota DPRD dilaparkan dan rakyat dimuliakan, Gubernur jaman now memuliakankan anggota DPRD dan melaparkan rakyat. Parahnya adalah para ‘alumni’ 212 sekarang merayakan acara reuni 212. Entah acara dengan tujuan apa.
Dulu gerakan 212 merupakan gerakan ‘bela agama’. Ingat ya, ‘bela agama’, bukan acara yang memiliki tujuan lain yaitu untuk menyerang Jokowi melalu Ahok. Buktinya mereka sedang membela agama ya..... hm...... tanyakan kepada mereka sajalah, kita-kita yang masih kaum bumi bulat tidak bisa mengerti.
Sekarang para ‘alumni’ 212, para alumni dari Universitas Duasatudua yang berakreditas AAA+ di bumi datar melakukan ‘reuni’ dengan tujuan untuk...... um.... ‘memperingati’ kejadian 212??? Memperingati demo dengan demo?
Hm..... Kok saya jadi bingung ya. Mari kita cek dulu apa saja acara di ‘reuni’ 212 ini. Mana tahu kita menjadi lebih mengerti sebenarnya apa tujuan mereka.
Pertama ada hafiz cilik yang membacakan ayat suci Alquran di depan massa Reuni 212. Hm... apa etis melibatkan anak-anak yang masih lugu untuk ikut demo yang ‘sungguh toleran’ dan jelas ‘menghormati agama dan suku lain’?
Jelas etis! Yang tidak etis itu dipimpin oleh Gubernur kafir yang peduli kepada rakyat. Mesti kayak Anies dong, ‘kerja sama’ dengan DPRD begitu mesra hingga pemilik KJP tiba-tiba kehilangan dana daging.
Setelah itu ada ucapan dari seorang Habib yang sedang ibadah ke Arab dan jelas-jelas bukan sedang kabur dari kasus pornografi Habib Rizieq Shihab.
"NKRI bersyariah adalah NKRI yang beragama, bukan atheis, komunis atau tanpa agama. NKRI bersyariah adalah NKRI yang berketuhanan Yang Maha Esa, NKRI bersyariah NKRI menjunjung tinggi nilai-nilai luhur Ketuhanan Yang Maha Esa, yang sujud dan patuh pada Ketuhanan Yang Maha Esa," ujar Rizieq
Hm.... Agama lain cemana ya?
"NKRI bersyariah adalah NKRI yang melindungi umat Islam dari segala produk yang haram, baik makanan dan minuman serta obat-obatan terlarang. NKRI bersyariah adalah NKRI yang mencintai ulama, bukan mengkriminalisasi atau menterorisasi mereka," papar Rizieq.
Betul!!! Ulama meski melakukan sex chat tidak boleh dihukum! Itu kan sudah kriminalisasi. Kasihan dong nanti fisangnya tidak dikelupas. Harusnya polisi mengiyakan atau kalau perlu melegalkan sex chat di Indonesia!!!
"NKRI bersyariah adalah NKRI yang menjadikan pribumi sebagai tuan di negeri sendiri. NKRI bersyariah menjauhi dari ekonomi riba, NKRI bersyariah anti-korupsi, anti-judi dan narkoba, anti-pornografi, anti-prostitusi, anti-LGBT, anti-fitnah, anti-kebohongan, anti-kezaliman," kata Rizieq.
...... tunggu sebentar! Rizieq mengatakan: ‘NKRI bersyariah adalah NKRI yang menjadikan pribumi sebagai tuan di negeri sendiri’. Bukankah Anies itu bukan pribumi tapi keturunan Arab? Wew, Rizieq teryata tidak setuju Anies menjadi Gubernur DKI!!!
Setelah itu Buni Yani, pahlawan Al Maidah yang sudah menjadi divonis penjara karena pemposting video editan. Ini baru namanya tahu balas budi. Kalau tidak ada Buni Yani, mana mungkin bisa ada demo 212. Mana ada dana demo yang ngalir entah dari donatur siapa.
Reuni 212 juga menkritik pemerintahan Jokowi. Dengan kata lain mereka sudah membuktikan sendiri bahwa mereka itu memiliki tujuan politik.
"Inti dari maklumat kami semua peserta kongres menguatkan kembali komitmen kembali seluruh alumni 212, Habib Rizieq sebagai imam besar umat Indonesia. Oleh karenanya meminta dengan sangat kepada pemerintah menghentikan kriminalisasi kepada kita seluruh kasus yang dimanipulasi," kata Slamet Maarif
"Ujaran kebencian bak air bah di medsos, dilontarkan pro penista agama yang terlihat begitu leluasa," sambungnya.
"Kelihatan kekuatan korporasi asing dan aseng, melampaui batas bahkan menjadikan negara di atas negara pembangunan kepada WNI asli," katanya.
Dari sini sudah terlihat kan apa tujuan sebenarnya Reuni 212? Membela umat Islam? Yang ada malah berpolitik dengan kedok bela agama. Yakinlah, tahun depan mereka masih akan melakukan ‘reuni’ 212 lagi dengan slogan yang sama : pemerintah salah bla bla bla. Setelah itu akan dilanjutkan sampai 2019 selama dana masih mengucur dari donatur.
Pantas saja Indonesia tidak bisa maju, lebih memilih demo dibanding kerja. Yang datang sehari bisa dapat 50 rb dan nasi bungkus tanpa perlu kerja. Para panitia mendapat bayaran jauh lebih besar dari itu.
Tapi mana peduli mereka. Yang penting, ada dana ada demo!
Tidak ada komentar
Posting Komentar