Hearder kaisar backlink


Reuni 212 Mempersiapkan Reuni Banjir 12-2017


Pada tulisan saya sebelumnya, – yang berjudul Ini Alasan Rizieq Shihab Lari Ke Luar Negeri dan Tidak Pulang – saya sertakan transkrip video alasan lengkap Rizieq Shihab tentang pelariannya ke luar negeri dan kenapa dia tidak pulang-pulang.

Pada bagian penjelasannya tentang kasus hukum yang dituduhkan padanya – termasuk kasus sexchat – dia menyampaikan strategi dan tujuan dari seluruh perjuangannya pada aksi-aksi tentang penistaan agama.

“Strategi yang musti kita mainkan, biarkan mereka sebarkan fitnah, biarkan mereka sebar itu segala rekayasa. Cukup kita jawab satu dua kalimat saja. Sisanya kita fokuskan tenaga kita untuk tumbangkan Ahok di medsos, tumbangkan Ahok di Pilkada, tumbangkan Ahok si penista agama di pengadilan. Kalau ini sudah beres, baru kita lawan semua fitnah. Dan itu yang kita lakukan.

Jadi kita, kita, kita nggak pernah peduli itu dengan isu, terus kita lawan, terus. Karena kalau kita tidak fokus untuk melawan, maka si penista agama bisa lolos dari jeratan hukum. Bahkan jangan-jangan dia bisa menang di pilkada, menang juga di pengadilan, dan itu sangat berbahaya...

Dari sana jelas, bahwa perjuangan utama Rizieq adalah menumbangkan Ahok. Jadi jelas yah, bukan bela agama yang terutama, melainkan menumbangkan Ahok. Pernyataan ini sebenarnya didukung aksi-aksi FPI jauh sebelum aksi bela Islam, yang menentang gubernur kafir di Jakarta, yang mereka lakukan secara kontinu.

Pada 1 Desember 2014 silam, Rizieq Shihab bersama anggotanya berdemo di depan gedung DPRD DKI dengan tuntutan melengserkan Ahok. Berikut orasi Rizieq Shihab kala itu, “Kita siap lengserkan Ahok, gua nggak mau tahu, Ahok harus turun. Hari ini kita adakan rapat akbar Jakarta. Mari kita sukseskan musyawarah umat Islam. Kami ingin ibukota berada di situasi yang tidak berbahaya. Kita tidak ingin murka Allah, karena itu kita tidak menyia-nyiakan maka kita membentuk Presidium Penyelamat Ibukota Jakarta.” (sumber: Liputan6.com)

Tidak berhenti hanya orasi, mereka malah mengangkat gubernur tandingan, yaitu Kiai Haji Fahrurozi Ishaq. Juga yang menetapkan gubernur tandingan ini adalah Rizieq Shihab, “Dalam waktu 5 menit, dengan ini menimbang dan memutuskan, mulai hari ini di hati kita, punya gubernur rakyat Kiai Haji Fahrurozi Ishaq. Jadi Ahok buang saja ke bak sampah. Ditetapkan 1 Desember 2014, Senin, jam 11.05 di depan Gedung DPRD. Tertanda seluruh anggota Presidium.” (sumber: Liputan6.com)

Kemudian 1 Juni 2015, seperti diberitakan Tribunnews.com FPI Bersama GMJ rame-rame berdemo menolak Ahok. Mereka berdemo karena tidak sudi dipimpin kafir, “Lebih cepat Ahok pasti diganti. Kami tidak ingin kafir yang memimpin kami.” (sinddonews.com

Kemudian 6 November 2015, organisasi bentukan FPI, yaitu Forum Mahasiswa Islam (FMI), melakukan demonstrasi di depan gedung KPK dengan tujuan melaporkan bahwa Ahok terkait tuduhan merugikan negara 1,8T, “Kita mau laporkan proses investasi pengadaan modal kepada PT Transjakarta. Kedua, masalah penyerahan aset BUMD, ketiga juga masalah (Rumah Sakit) Sumber Waras.” (Sumber: sindonews.com

Dan mendekati kasus aksi bela Islam soal penistaan agama, FPI, HTI dan ormas Islam lainnya juga melakukan demo cagub incumbent Basuki Tjahja Purnama. Mereka berorasi tentang haram memilih pemimpin kafir, “Kita menolak pemimpin kafir. Hal ini sudah termuat dalam Alquran. Ini bukan masalah SARA.” (Sumber: nahimunkar.org – terima kasih nahimunkar.com sudah mendokumentasikan sumber ini dengan baik)

 


Jadi bisa disimpulkan bahwa aksi bela Islam, yang juga dimotori FPI dan Rizieq Shihab sebagai pemimpinnya, bukanlah semata-mata karena reaksi terhadap kasus Ahok, melainkan ingin menumbangkan Ahok. Di atas sudah saya tuliskan bahwa salah satu perjuangan Rizieq Shihab adalah menumbangkan Ahok di Pilkada DKI 2017.

Maka pernyataan bahwa reuni 212 adalah kemenangan umat Islam menjadi kurang tepat. Reuni 212 adalah perayaan kemenangan FPI dan ormas penolak Ahok yang sudah sekian tahun berjuang melengserkan Ahok sebagai gubernur dan sekaligus perayaan atas suksesnya mereka memenangkan gubernur muslim di Jakarta.

Apa hubungannya om dengan reuni banjir?

Seperti Indonesia tahu bahwa Ahok berhasil mengurangi terjangan banjir di Jakarta. Solusi-solusi dan ketegasan Ahok terbukti berhasil memaksa seluruh elemen di Jakarta bekerja secara maksimal untuk sekadar mengurangi banjir seraya menunggu selesainya program penanggulangan banjir yang sedang berlangsung.


Maka dengan tumbangnya Ahok, tumbang pula pertahanan banjir Jakarta. Gubernur, yang dihantarkan angkatan 212, ternyata terbukti berhasil menghimpun segala sumber daya untuk mengembalikan Jakarta 4-5 tahun ke belakang ketika Jakarta selalu reuni banjir parah tahunan. Dan reuni banjir itu sukses terjadi pada 11 Desember 2017.

Dan yah angkatan 212 benar bahwa gubernur dan wakil gubernur yang mereka hantarkan itu sangat tampak beriman dalam menghadapi reuni banjir 12-2017. Sebab menurut Sandi, "Jangan bilang ini pasti surut atau banjir cuma segini. Enggak. Ini adalah fenomena alam. Allah lagi ngirimin hujan." (Sumber: merdeka.com

Syukurlah bahwa Anies tidak ikut-ikutan Sandi. Anies lebih realistis bahwa ada penyebab banjir. Meskipun sempat mengkambinghitamkan bawahan, pembangunan LRT, dan lain-lain, dia mengakui bahwa dialah yang bertanggung jawab soal banjir.

Kita tidak bisa berkata dan berkomentar banyak. Sebab yang menghantarkan gubernur dan wakilnya adalah angkatan 212 yang mengklaim diri mereka paling suci, yang didukung JKT58. Tapi bagi Anda yang tidak suci, kurang suci, atau jahat, yang bukan angkatan 212 dan JKT58, tolong jangan bergembira atas banjir Jakarta. Mari kita dukung agar persoalan banjir Jakarta cepat terselesaikan dengan cepat.

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.