Hearder kaisar backlink


Kedatangan Jokowi jadi pukulan telak bagi teroris di Afganistan

Kedatangan Jokowi jadi pukulan telak bagi teroris di Afganistan

kabarberita168 - Ledakan bom mengguncang kawasan kedutaan asing dan gedung pemerintahan di Kabul, Afganistan. 103 Orang tewas. 235 Lainnya terluka. Selang dua hari, Senin (29/1), Presiden Joko Widodo memutuskan tetap melakukan kunjungan.

Kepastian kedatangan Jokowi diungkapkan Sekretaris Kabinet Pramono Anung melalui akun twitternya. Jokowi beserta rombongan berangkat dari Bandara Internasional Hazrat Shahjalal, Dhaka, Bangladesh, pukul 09.20 waktu setempat.

Diakui oleh Pramono banyak yang menyarankan agar Jokowi menunda kunjungannya karena ada ledakan bom di Kabul. "Presiden ngga ada takutnya #Bismillah," kicau Pramono dikutip merdeka.com dalam akun twitternya, Senin (29/1).

Pramono mengatakan, kedatangan Jokowi disambut hujan salju. Pengawalan dilakukan super ketat. Jokowi naik mobil lapis baja. Dua helikopter mengawal iring-iringan dari ketinggian.

Di hari yang sama sebelum Jokowi tiba, sekelompok pria bersenjata menyerang pos militer di dekat salah satu akademi militer Afghanistan. Peristiwa terjadi subuh. Insiden itu menewaskan lima tentara dan melukai 10 lainnya.

Jokowi mengatakan ancaman radikalisme dan terorisme terjadi di mana-mana. Serangan terorisme terjadi di hampir semua negara termasuk di Indonesia dan Pakistan, dan sekarang di Afghanistan.

"Apakah kita akan biarkan kondisi yang memprihatinkan ini terus berulang terjadi?
Tentu tidak. Kita tidak boleh membiarkan negara kita, dunia, berada dalam situasi konflik. Penghormatan kita kepada kemanusiaan, kepada humanity, seharusnya yang menjadi pemandu kita dalam berbangsa dan bernegara," katanya.

Peneliti terorisme Ridlwan Habib menilai kunjungan Jokowi ke Afghanistan pasca-serangan bom merupakan tindakan yang sangat berani. Padahal sejumlah negara sudah mengeluarkan travel warning.

"Pertimbangan Presiden Jokowi untuk tetap mengunjungi Kabul adalah langkah yang superberani, karena negara-negara besar lain di dunia justru mengeluarkan 'travel warning' (peringatan berhati-hati) ke Afghanistan," ujarnya Senin.

Dia menilai sikap Jokowi yang bersikeras tetap mengunjungi Kabul ditengah ancaman aksi terorisme itu adalah simbol perlawanan terhadap aksi aksi teror.




"Pak Jokowi memberi kode pada seluruh pemimpin besar dunia bahwa terorisme adalah musuh bersama, Jokowi memberi contoh agar tidak tunduk dan diam pada terorisme," kata Ridlwan.

Ridlwan menjelaskan, sejak Oktober 2017 hingga Januari 2018, Afghanistan terus diguncang aksi terorisme. Serangan dilakukan oleh dua kelompok yaitu ISIS dan Mujahiddin Taliban .

"Serangan Taliban dilakukan di kota Ghazni, Kandahar, Gardez, Paktia, Ghor dan bulan ini Taliban menyerang Kabul, dalam teori keamanan situasinya merah, sangat berbahaya," ungkap alumnus S2 Kajian Intelijen Universitas Indonesia itu.

Ridlwan berharap keberanian Jokowi ini diikuti dengan persiapan matang oleh Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres). Grup A Paspampres adalah grup yang bertanggung jawab terhadap keamanan seorang presiden beserta keluarganya

"Grup A Paspampres yang melekat pada Jokowi harus menyiapkan 'contingency plan' atau rencana darurat bahkan skenario evakuasi jika saat kunjungan ke Kabul ada serangan terorisme," tuturnya.


Menurutnya, tujuh negara besar telah mengeluarkan travel warning ke Afghanistan yaitu Amerika Serikat, Inggris, Prancis, Australia, Swiss, Selandia Baru dan Denmark. "Mereka melarang warga negaranya mengunjungi Afghanistan karena menduga akan ada serangan terorisme bersenjata."

Rombongan Presiden Jokowi tiba di Bandara Internasional Hamid Kariadi, Kabul, Afganistan, Senin (29/1) sekira pukul 11.40 waktu setempat atau 14.10 Wib. Setibanya di Kabul, Jokowi dan Ibu Negara Iriana akan melakukan kunjungan kenegaraan ke Istana Presiden Arg.

Di istana ini, Presiden Jokowi akan disambut Presiden Ashraf Ghani untuk selanjutnya akan mengikuti serangkaian kegiatan kenegaraan, yaitu pembicaraan empat mata, pertemuan bilateral, dan memberikan pernyataan pers bersama.

Turut menyertai Presiden menuju Afghanistan, Menteri Koordinator bidang Perekonomian Darmin Nasution, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Koordinator Staf Khusus Presiden Teten Masduki, Kepala Sekretariat Presiden Heru Budi Hartono, Dirjen Protokol dan Konsuler Kementerian Luar Negeri/KPN Andri Hadi, Staf Khusus Presiden Ari Dwipayana, Sekretaris Militer Presiden Marsda TNI Trisno Hendradi, dan Komandan Paspampres Mayjen TNI (Mar) Suhartono. [did]

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.