Hearder kaisar backlink


Komentar Bodoh Zulhas: Indonesia Makin Gaduh, Mau Aman Pilih Prabowo? Bongkar Kedok Kalau Mereka Sum...

Komentar Bodoh Zulhas: Indonesia Makin Gaduh, Mau Aman Pilih Prabowo? Bongkar Kedok Kalau Mereka Sum...

Kabarberita - Orang-orang kaya dan juga sekaligus para politikus itu, benarkan punya kecerdasan yang pantas untuk posisinya sekarang? Saya kok makin meragukannya dengan mudahnya mereka menyampaikan komentar-komentar blunder.

Hal ini semakin menunjukkan bahwa politik kita memang belum terbuka untuk semua orang, yang mengisi hanya elite yang itu-itu saja. Bukan mereka yang berusaha dari awal. Jadinya, tidak semua orang yang ada di sana pantas di sana. Tetapi kebagian warisan pendahulunya saja. Agen Bola Sbobet

Sudah terbuai dengan kekayaan dan fasilitas melimpah, mereka lupa untuk belajar tentang komunikasi politik dan etika berpolitik. Seperti kata budayawan Imam Prasodjo, kita perlu politikus yang memenangkan simpati, bukan hanya menang argument. Karena itu, trust building untuk para calon pemimpin itu penting.

Dengan menyebut bahwa “negara ini gaduh, dan kalau tidak mau gaduh maka bergabunglah dengan Prabowo-Sandi”, artinya ia sudah membocorkan kedoknya sendiri, bahwa sumber kegaduhan adalah dari kelompok mereka.

Mestinya ia cukup berkata bahwa “negara ini gaduh”, maka hal itu menjadi pernyataan politik biasa, tapi kalau ditambahi, “makanya gabung Prabowo-Sandi”, maka pesannya sudah lain lagi.

Yang membuat gaduh, tanpa perlu penegasan Zulhas, sudah kita tahu adalah rombongan mereka. Penegasan Zulhas hanya menunjukkan keluguan ketua umum PAN ini, sehingga semakin memperburuk kondisi mereka sendiri. Agen Casino 338a

Coba kita perhatikan saja, setiap ada “kegaduhan”, siapa yang membuat, memperparah, dan siapa yang mencoba meredamnya?

Kasus Ahok misalnya, yang memperparah adalah provokasi oposisi, Pemerintah malah berharap masalah itu diselesaikan baik-baik setelah Ahok meminta maaf. Kasus bendera HTI pun sama. JK dan ketua ormas sepakat untuk bersatu menjaga perdamaian, tetapi Prabowo-Sandi malah jadi sponsor aksi yang menimbulkan kegaduhan tersebut.

Soal KPK misalnya. Pemerintah sudah benar dengan selalu mendukung dan memperkuat KPK untuk memberantas korupsi, tetapi siapa yang membikin gaduh? DPR yang ramai-ramai ingin melemahkan KPK dengan MD3. Kerjaan sudah benar, kok malah diprotes, dan hal itu membikin gaduh karena rakyat tidak terima dengan upaya licik DPR.

Kemudian kasus Ratna Sarumpaet, siapa yang membikin gaduh? Pemerintahkah? Ini yang membuktikan kalau Zulhas tidak terlalu pandai bicara.

Ya, jelas-jelas itu kelompoknya yang bikin gaduh karena konpers dan koar-koar di sana-sini, padahal diverifikasi saja belum. Coba kalau lebih tenang dan tidak terpancing, maka masuk akal kalau mau klaim kelompok mereka adem.

Strateginya sudah terbaca kok, membuat negara ini gaduh untuk menurunkan kepercayaan publik. Yang bodoh, strateginya dibocorkan sendiri oleh Zulhas.

Pernyataan itu disampaikan Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN), Zulkifli Hasan saat menghadiri deklarasi dukungan relawan Rhoma Irama kepada Prabowo Subianto-Sandiaga Uno di Pilpres 2019 mendatang.

Pada kegiatan itu, Zulkifli manjelaskan, setelah banyak melakukan safari ke beberapa daerah, banyak masyarakat yang mengeluh dengan kondisi Indonesia saat ini. Namun, tak menafikkan ada sebagian masyarakat yang mengatakan saat ini Indonesia sudah dalam posisi makmur.

“Sebagaian masyarakat mengatakan negara kita sudah aman, sudah makmur hidupnya senang, kita hormati silakan lanjutkan. Sebagian masyarakat berpendapat negara kita sekarang resah, gaduh, saling menista, rusuh, dan beringas,” ujarnya di Depok, Minggu (28/10/2018).

Karena itu, ia mengajak masyarakat yang ingin hidup sejahtera dan damai maka memilih Prabowo-Sandi. “Nah, kalau mau aman gabung kita (Prabowo-Sandi),” imbuhnya.

Mari dicermati, setiap ada kegaduhan, apakah terjadi sendiri, atau ada peran oposisi yang menyebabkannya semakin gaduh?

Kalau memang mereka mau mengkalim bahwa kubu mereka adem, maka seharusnya mereka tidak terlibat dan memprovokasi kegaduhan yang ada. Kalau ikut-ikutan, maka justru merekalah yang menyebabkannya.

Ketua Umum PAN ini memang rada kurang pandai bicara, sebelumnya karena ulahnya yang kampanye Prabowo-Sandiaga Uno di depan mahasiswa, paslon mereka semakin mendapat cibiran masyarakat.

Ditarik lagi kebelakang, Zulhas juga pernah membikin kegaduhan di parlemen karena menyebut ada beberapa partai berkuasa yang mendukung LGBT.

Artinya, memang rombongan mereka inilah yang selalu menciptakan kegaduhan tersebut, kalau tidak menciptakan, mereka mengompori kalau ada isu yang sensitif di tengah masyarakat. Agen Judi Online Terpercaya

Bahkan untuk penggratisan Jembaran Suramadu pun mereka bikin supaya gaduh. Rakyat malah senang dengan adanya kebijakan tersebut, tidak seperti mereka yang kepanasan.

Kalau rombongan pembuat gaduh berkuasa, ya tentu saja kegaduhan tidak lagi muncul. Lihat saja masa Anies, mana tuh rombongan yang teriak-teriak soal penggusuran? Mereka sudah diam karena Anies sudah menang. Gaduhnya muncul lagi kalau rombongan mereka kalah.

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.