Suramadu: Mantan Presiden Seusil Mantan Pacar
Hari ini Pak Mantan baper maksimal. Karena jalan tol yang dibuatnya dulu, kini malah digratiskan. Untuk itu Pak Mantan menuntut penjelasan kepada Presiden Jokowi, kenapa sampai digratiskan? Dan untuk alasan ini, Pakar Mantan terpaksa hadir kembali.
Bagi kamu-kamu yang sering kalah oleh masa lalu, apa yang dilakukan Pak Mantan pasti terlihat biasa saja. Namanya juga mantan, baper adalah hak segala mantan. Bahkan mantan punya hak untuk meminta hak-hak yang bukan haknya. Salah satunya ini, meminta penjelasan kenapa Suramadu digratiskan? Ya apa urusannya? Agen Bola Sbobet
Ini sama seperti kita memilih menikah lalu mempunyai anak. Kemudian anak kita disekolahkan di luar negeri misalnya. Tiba-tiba sang mantan nanya dan minta penjelasan kenapa anak kita disekolahin di luar negeri? Ya apa urusannya? Anak ya anak kita, duit ya duit kita. Kenapa situ yang sibuk!
Lagian nih ya, Suramadu digratisin bukan hal yang buruk. Positif. Masyarakat bahagia. Bisa hemat ongkos. Lain halnya kalau Suramadu dibongkar dan masyarakat Madura disuruh berenang, nah itu boleh lah Pak Mantan protes. Lah ini masyarakat dibantu kok malah diprotes? Apa Pak Mantan sudah selingkuh dengan kampret? Sehingga kerbau pun kini tidurnya terbalik? Hahaha
Sebagai Pakar Mantan, saya pikir ini adalah pernyataan paling baper dan paling mantan. Sepanjang sejarah karir saya menjadi Pakar Mantan, belum pernah ada pernyataan yang selucu ini. Rata-rata selama ini saya menjelaskan apa yang coba disembunyikan dan dikabur-kaburkan oleh Pak Mantan. Sementara untuk penggratisan jembatan Suramadu, saya bahkan kebingungan mau menjelaskan apa? haha
Kalau sudah begini, kemungkinannya bisa dua. Pak Mantan sedang merasakan kesepian yang teramat sangat. Merasakan dinginnya dinding-dinding Cikeas tanpa pemberitaan. Karena kita semua hanya terfokus pada dua kubu, Presiden Jokowi dan Capres hoax kardus. Agen Casino 338a
Sungguh tak ada yang lebih menyakitkan daripada berkuasa selama 10 tahun, lalu ditinggal dan tak diingat lagi. Maka daripada mati bersama sepi, Pak Mantan coba bersuara lagi. Mengemis suara demi eksistensi anaknya, karena sudah terlanjur diberhentikan dari TNI tapi gagal menang di Pilgub DKI.
Untuk alasan apapun, putra mahkota itu harus berhasil menjadi politisi. Karena kalau tidak, maka itu akan membuat gurita Cikeas hanya akan dipimpin oleh dua anak ingusan, yang satu selalu pakai lengan panjang, sementara satunya tak tau bagaimana cara menentukan langkah hidupnya sendiri.
Kedua, mungkin karena Pak Mantan memiliki kepentingan di jembatan Suramadu. Ya entahlah bagaimana caranya. Sehingga kalau digratiskan, maka habislah segala pemasukan. Huhu kasiaaan.
Maka atas nama Pakar Mantan, saya menghimbau, jika kalian memiliki mantan yang masih usil dan ngurus-ngurusin pribadi kalian, masih suka nanya-nanya hal yang bukan urusannya, segeralah menjauh. Karena jika tidak, kita akan terjerat dengan empati palsu masa lalu.
Mungkin sampai di sini para pembaca setia jadi bertanya-tanya, kenapa Pakar Mantan malah muncul dan memberikan jawaban? Mengapa tak biarkan saja Pak Mantan berceloteh seperti orang gila, bicara sendiri tanpa ada yang menanggapi?
Ya, awalnya saya berpikir seperti itu. Sudah lama juga saya tak menanggapi ocehan-ocehan Pak Mantan. Tapi soal Suramadu ini sudah keterlaluan. Selain itu, ini menyangkut pulau kelahiran saya. Maka Pakar Mantan merasa perlu untuk turun tangan, lagi.
Tak mengapalah kita mengalah sejenak. Memberikan kehangatan dan respon kepada mantan-mantan kesepian. Karena yang begitupun termasuk ibadah. Mantan juga manusia, dan kalau mereka tak ada lagi tempat mengadu, apa salahnya kita memberi satu bahu? ehem
Semoga dengan begitu mantan kita bisa kembali melanjutkan hidupnya. Menerima kenyataan pahitnya tidak diakui, menerima taqdir dan konsekuensi dari kesalahan-kesalahan di masa lalu. Win win solution. Pak Mantan bisa kembali pada habitatnya, sementara kita tetap bahagia dengan gratisnya tol Suramadu. Agen Judi Online Terpercaya
Terakhir, walau bagaimanapun merespon dan menanggapi mantan itu perlu keahlian. Perlu kesadaran penuh bahwa yang kita lakukan hanya sebatas kepedulian, tidak untuk melanjutkan hubungan yang sudah lama tertumpuk dengan aneka macam kesalahan. Begitulah kura-kura.
Tidak ada komentar
Posting Komentar