Hearder kaisar backlink


Mantap! Jokowi Mengendalikan Mulai Naga Sampai Badut

Mantap! Jokowi Mengendalikan Mulai Naga Sampai Badut

Kabarberita168 - Sembilan naga menunggangi sembilan onta berjanggut dan menduduki sembilan juta keledai tolol. Hal itu sudah tidak banyak terdengar lagi sejak ribut-ribut Pilkada DKI Jakarta yang lalu, mungkin isu ini akan muncul kembali menjelang Pilpres 2019 nanti, yang akan lebih seru dan lebih mematikan.

Cerita roman 9 naga (bermesraan dengan pejabat), pertama kali muncul dari dugaan Kwik Kian Gie dalam acara debat Indonesia Lawyer Club (ILC) di TVOne 21 Oktober 2014 dengan tema: ‘Jokowi-JK Mencari Menteri Yang Bersih’.

“Mumpung ada Tim Rumah Transisi, saya sangat prihatin mendengar kabar bahwa Pak Jokowi dikepung 9 Taipan, orang kaya yang mengendalikan Negara Indonesia. Kabar ini menyebar sangat luas, cuma tidak ada yang mengatakan, biarlah saya yang mengatakan. Bukan apa-apa, karena kecintaan saya kepada NKRI. Tolong dijawab oleh PDIP dengan fakta-fakta bahwa itu tidak betul. Karena kabar ini meluas.” kata Kwik lagi.

Kwik pernah menantang bahwa ada dukungan 9 naga di belakang Jokowi, tapi tidak ada bantahan dari PDIP. Makanya, isu 9 naga ini telah dianggap sebagai suatu kebenaran bahwa ekonomi, hukum dan politik di Indonesia memang dikendalikan oleh para taipan. AGEN POKER INDONESIA TERBESAR

Sebenarnya, isu ini mulai tumbuh subur semenjak Order Baru, bahkan sering sekali disebut bahwa: ‘Tim Sembilan Naga’ dikaitkan dengan jual-beli kekuasaan, untuk membagi kue rasa coklat dan keju dari hasil korupsi di jaman Orde Baru, era Soeharto. Isu ini terus berlanjut sampai sekarang, dengan tambahan bumbu penyedap, tentunya oleh si pembawa isu.

Terlepas benar atau tidak bahwa Jokowi dikendalikan oleh 9 naga atau mungkin 14 naga, saya tidak tahu. EGP ah ! Emangnya gua pikirin. Lagi pula mana mungkin Jokowi yang anti-korupsi mau dikendalikan oleh naga-naga hitam-pekat, kan Presiden Jokowi sudah mengambil langkah cepat dan tepat, gitu aja kok repot!

Begini ! Presiden Jokowi sudah mendekati langsung nenek-moyangnya naga-naga berwarna emas, menyasar pada Republik Rakyat Tiongkok (RRT), untuk diajak kerja sama antar-negara.

Perlu dicatat bahwa sekarang RRT adalah investor kedua tertinggi dalam investasinya di dunia, setelah Amerika, dan nomor satu di Asia. Bahkan pertumbuhan investasinya, belakangan ini paling tinggi di Indonesia. Sehingga Jokowi mengambil langkah yang tepat: ‘Sudah sewajarnya kalau RRT akan menjadi investor nomor satu di Indonesia.’, kata Jokowi.

Dengan adanya demo yang berjilid-jilid, maka minat investor RRT di Indonesia menurun drastis sepanjang triwulan pertama tahun 2017, siapa yang salah ? Investasi  RRT di Indonesia sampai bulan April 2017, hanya mencapai US $ 0.559 miliar, kalah dengan Singapura (US $ 2,1 miliar) dan Jepang (US $ 1,4 miliar). Sehingga, Jokowi melangkah cepat mendekati RRT, untuk mencari investor baru.

Pada Tanggal 13-15 Mei 2017, Jokowi mengunjungi KTT Jalur Sutera atau OBOR (One Belt One Road) di Beijing, yang dihadiri oleh 29 pimpinan dan kepala negara. Forum ini akan diinisiasi bersama dengan 65 negara lainnya, dari 4,4 miliar penduduk dan 40% GDP dunia, (Sumber).

Di luar sidang KTT Jalur Sutera, Presiden Jokowi melakukan pertemuan bilateral dengan Presiden RRT, Xi Jinping, membahas peningkatan kerja sama ekonomi dan menyaksikan penandatanganan tiga dukumen kerja sama, untuk tiga mega proyek investasi RRT di Indonesia.

Sejumlah menteri Kabinet Kerja juga turut aktif berpartisipasi dalam mengikuti pertemuan tingkat tinggi. Diharapkan dapat memperkuat kerja sama Indonesia dengan Tiongkok. Jokowi bersama Xi Jinping dalam pertemuannya telah menyaksikan penandatanganan dokumen kerja sama, yaitu implementasi kemitraan strategis komprehensip Indonesia-Tiongkok 2017-2022.

Pertama, proyek koridor ekonomi terintegrasi, konektivitas, industri dan parawisata di Sumatera Utara, antara lain fasilitas Pelabuhan Kuala Tanjung dan akses jalan dari Kota Medan hingga Sibolga, proyek investasi peningkatan infrastruktur di Sulawesi Utara, yaitu Bitung-Menado-Gorontalo melalui akses jalan, kereta api dan pelabuhan serta bandara, juga proyek investasi energi dan pembangkit listrik di Provinsi Kalimantan Utara.

Kedua, penandatanganan dokumen kerja sama ekonomi dan teknik Tiongkok-Indonesia, yang ditandatangani oleh Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional, Bambang Brodjonegoro dengan Menteri Perdagangan Tiongkok Zhong Shan.

Ketiga, fasilitasi proyek kereta cepat Jakarta-Bandung yang ditandatangani oleh Direktur Utama PT Kereta Cepat Indonesia Cina (KCIC), Hanggoro, dengan Direktur Utama Bank Pembangunan Nasional Tiongkok Hu Huaibang senilai US $4,498 miliar.

Sebelumnya, di tahun 2016 lalu, entah angin dari planet mana, Presiden Jokowi diundang. ‘naga dari planet sono’, Jepang, untuk menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi Group of Seven (KTT G-7) di Ise-Shima, Nagoya tanggal 26 dan 27 Mei 2016, tidak tanggung-tanggung Presiden Jokowi, diminta menjadi pembicara utama dalam sesi pertama, dengan tema ‘Stabilitas dan Keamanan Asia’.

Swear! Baru pertama kali inilah Indonesia diundang dalam forum KTT-G7. Kelompok G-7 yang terdiri dari Amerika, Inggris, Jerman, Perancis, Itali, Kanada dan Jepang, yang menguasai 64 % asset global atau setara dengan US $ 643 triliun. G-7 sangat kuatir Jokowi akan  kepincut dengan poros RRT-Rusia, karena ekonomi dan aset RRT tumbuh luar biasa.


Ini berarti forum G-7 sangat menghargai Jokowi, bukan karena kedudukannya sebagai Presiden, tapi karena kemampuannya sebagai pemimpin negara besar, yang membawa stabilitas, keamanan dan kedamaian di kawasan Asia. 

Kelompok G-7 dikenal sebagai negara Indutri yang mendominasi dunia, dalam hal kebijakan luar negerinya, dan sulit menemukan penjabaran politiknya yang mau merangkul negara-negara Asia yang sedang berkembang seperti Indonesia.

Ho ho! ternyata ……..dan ternyata……. di masa Orde Baru, tahun 1993, almarhum Presiden Soeharto pernah datang ke Jepang, dengan membawa mandat sebagai ketua Gerakan Non Blok (GNB), yang mewakili 110 negara, untuk masuk dalam forum KTT-G7, memberikan suaranya untuk berbicara di forum. Namun ditolak secara halus oleh Perdana Menteri Jepang, Keichi Miyazawa. AGEN CASINO TERBAIK

Soeharto, akhirnya diterima diluar forum KTT G7, di rumah kediaman resmi Miyazawa, waktunya pun dilaksanakan sebelum KTT G7 berlangsung, yaitu sebelum pukul 10:00 pagi waktu Tokyo.

Mantap! Jokowi Mengendalikan Mulai Naga Sampai Badut

Maka itu, kehadiran Presiden Jokowi di KTT G-7 di Jepang tahun lalu, merupakan pencapaian Jokowi dalam politik luar negeri yang dinilai berhasil, dibandingkan dengan presiden sebelumnya. Karena posisi Indonesia sebagai ‘Blok Netral’ atau ‘Non Blok’ tidak disukai banyak negara. Terutama untuk mencapai pertarungan perebutan posisi ‘tawar’ dan ‘keseimbangan global’.

Fakta, Indonesia masih tertinggal dalam banyak hal dan terkena dampak krisis ekonomi global, namun, oleh negara industri, Indonesia masih dianggap memiliki potensi yang tidak dapat diabaikan.

Sekarang terpulang dari Indonesia sendiri, apakah mau keluar dari krisis ini, tanpa menyalahkan atau mengkambing hitamkan siapapun, akibat adanya ‘pembiaran’ yang dilakukan oleh Presiden sebelumnya, atau masih percaya kepada kepemimpinan Jokowi untuk membawa Indonesia, keluar dari krisis ini?

Jokowi menggebrak naga-naga liar, tikus-tikus dan srigala.
Apakah keberadaan 9 naga, sekarang itu benar atau hoax? karena semenjak reformasi, kepala naganya saja sudah tidak ada, hanya tinggal ekornya saja, ha ha ! Bahkan Sandiaga Uno ‘mengaku’ sudah menemui para taipan, termasuk 9 naga, sebelum memutuskan untuk maju sebagai calon Gubernur atau wakil Gubernur dalam Pilkada DKI Jakarta yang lalu, juga tidak benar (Sumber).

Mengapa kita masih terpaku dengan ‘ribut-ribut’ pada 9 naga ini, padahal masih banyak tikus-tikus di sekitar Presiden Jokowi yang harus dibasmi, yang masih terus menggerokoti kue hasil korupsi di Indonesia. Tidak main-main, semua tikus-tikus raksasa.

Jokowi paham betul, bahwa begitu lezatnya kue rasa coklat dan keju di Blok Marsela (termasuk Freeport dan pembubaran Petral). Di sini, “tikus”  sudah menggali lobang dalam-dalam, untuk menuju tempat persembunyian dan benteng pertahanannya. Saat kue rasa coklat dan keju ini matang, tercium harum keseluruh Indonesia, maka tikus-tikus siap menggerogoti dengan rakusnya, (Sumber).

Belum lagi Jokowi juga menghadapi serigala-serigala politik, bahkan ada serigala yang berbulu domba, koe ngawur ah! Padahal Jokowi sendiri sebagai orang yang rendah hati, masih disarang serigala. Apalagi sekarang muncul badut-badut politik, yang terus mengganggu Jokowi.

Disahkannya RUU pemilu menjadi UU pemilu, tanggal 21 Juli 2017 oleh DPR, dengan Presidensial Threshold (PT) 20%, maka hebohlah dunia politik kaum nyinyir, dengan aksi “walkout” segala. AGEN BOLA TERPERCAYA

Presiden Joko Widodo menegaskan, ambang batas pencalonan presiden (presidential threshold) sangat diperlukan untuk melahirkan presiden yang berkualitas serta memiliki dukungan mayoritas parlemen, (Sumber). Bahkan sebelumnya di tahun 2009 dan 2014, tidak ada masalah, dan tidak diprotes dengan PT 20 %.

“Kenapa dulu tidak ramai? Ingat, dulu (Gerindra dan Demokrat) meminta dan mengikuti (presidential threshold 20-25 persen), kok sekarang jadi berbeda?” ucap Jokowi. (Sumber)

“Coba bayangkan, saya ingin berikan contoh, kalau nol persen, kemudian satu partai mencalonkan, kemudian menang, coba bayangkan nanti di DPR, di parlemen.”, kata Jokowi. Jokowi mengatakan, ia yang awalnya didukung 38 persen kekuatan parpol di parlemen saja kewalahan, waduh ! Apalagi, jika presiden terpilih memiliki kursi yang sangat minim di parlemen.

Dengan perkataan lain, jika presidential threshold  nol persen, maka partai politik kecil, bisa mencalonkan presidennya sendiri-sendiri, sehingga muncul badut-badut politik yang tidak berkualitas sebagai presiden. Bisa rusak negeri ini.
Sayangilah negeri NKRI, Merdeka.


Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.